Selasa, 29 September 2009

Freeware dan Shareware

Freeware

Freeware adalah software komputer yang bisa didapatkan dan digunakan secara gratis tanpa batas waktu. Meskipun gratis, freeware tetap dilindungi hak cipta. Istilah freeware diperkenalkan oleh Andrew Fluegelman ketika dia ingin menjual sebuah program komunikasi yang bernama PC-Talk. Fluegelman tidak mau menggunakan proses distribusi tradisional untuk menjual software buatannya karena biaya yang cukup tinggi. Pada saat itu ia menggunakan istilah freeware sebagai merk dagang, namun merk tersebut kemudian ditinggalkan. Meskipun Fluegelman menggunakan istilah yang menjadi asal-usul freeware, PC-Talk awalnya didistribusikan dengan cara yang kita kenal sekarang sebagai shareware.

Kriteria sebuah software dapat dikategorikan sebagai freeware adalah software tersebut harus bisa digunakan tanpa dipungut biaya untuk waktu yang tidak terbatas. Batas-batas penggunaan dapat ditentukan dengan lisensi software, seperti hanya boleh untuk kepentingan pendidikan, personal, individu, non-profit, non-komersil, atau kombinasi kelimanya. Sebagai contoh, di term of use biasanya tertulis “free for personal, non-comercial use”.

Ada juga beberapa software yang memiliki sifat-sifat freeware, tetapi distribusinya terbatas. Misalnya hanya bisa di-download dari sebuah situs web dan tidak bisa didistribusikan kembali, sehingga software tersebut tidak termasuk Freely Redistributable Software. Maka berdasarkan definisi awalnya, software tersebut bisa dikategorikan sebagai freeware. Namun jika melihat sifatnya yang lebih khusus, yaitu distribusinya yang terbatas, software tadi bukanlah freeware karena segala sesuatu yang dibuat dengan program freeware (termasuk gambar, dokumen, grafik, dll) dapat didistribusikan kembali secara gratis. Namun meskipun tidak dipungut biaya, hal pendistribusian kembali tetap harus mendapat lisensi dari programmer freeware atau orang yang memiliki hak cipta atas software tersebut. Lisensi ini perlu untuk membatasi kakses ke freeware tersebut, seperti modifikasi source code.

Programmer yang meluncurkan freeware biasanya ingin menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat, tetapi mereka juga menginginkan pengakuan atas karya mereka serta kontrol untuk pengembangan freeware tersebut ke depannya. Lalu ketika programmer sebuah freeware memutuskan untuk berhenti mengembangkan produknya, mereka akan memberikan source code freeware tersebut kepada programmer lain atau merilisnya kepada publik.

Freeware berbeda dengan free software. Penekanan freeware terletak pada biayanya yang gratis. Sedangkan free software sungguh-sungguh mengizinkan kebebasan (free), yang artinya bebas dimodifikasi, dikopi, didistribusikan kembali, atau dibagikan untuk suatu tujuan.

Seperti kreasi abstrak lainnya, setiap software pada akhirnya akan menjadi freeware ketika perlindungan terhadap hak cipta programmer software telah mencapai kurun waktu tertentu (biasanya 50 tahun). Tetapi walaupun software tersebut telah menjadi milik publik, source code-nya tidak selalu tersedia sehingga tidak memungkinkan untuk dimodifikasi, di-maintain, atau diadaptasi untuk penggunaan yang lain.

Shareware

Shareware adalah metode marketing untuk software komersil di mana versi trial-nya didistribusikan terlebih dahulu tanpa dipungut biaya. Software shareware biasanya dapat diperoleh secara gratis dengan cara mendownload dari internet atau dari bonus CD di majalah-majalah komputer. Shareware memiliki banyak nama, di antaranya demoware, trialware, atau “try before you buy” karena sifatnya yang mengizinkan user ‘mencoba-coba’.

Meskipun shareware dibagikan secara gratis, namun jika user menginginkan versi lengkap dari program tersebut atau ingin terus menggunakannya maka user harus membayar sejumlah uang. Informasi permintaan tersebut akan muncul dalam suatu periode waktu setelah program diinstal dan secara otomatis ‘membekukan’ software jika user tidak segera melakukan pembayaran. Ada banyak keuntungan yang akan diperolah user dengan membeli versi lengkap shareware, misalnya terdaftar pada programmer atau pengembang software tersebut sehingga user dapat menerima update program, service assistance, technical support, diskon upgrade, dan meningkatkan kemampuan program.

Shareware dilindungi hak cipta sehingga tidak dapat dijual tanpa mendapat lisensi dari pembuatnya. Meskipun begitu, shareware bisa dikopi dan disebarluaskan secara bebas kepada teman atau kolega. Namun tentu saja mereka nantinya juga harus membayar untuk mendapatkan versi lengkap dari software tersebut.

Istilah shareware diperkenalkan oleh Bob Wallace untuk menggambarkan programnya, PC-Write, yang merupakan word processor pada pertengahan tahun 1980. Namun shareware sebagai model marketing pertama kali digunakan oleh Jim Button dan Andrew Fluegelmansehingga mereka didaulat sebagai ‘bapak’ shareware. Pada saat itu Button menyebut metode distribusinya “user supported software”. Sedangkan Fluegelman memperkenalkannya sebagai freeware. Sejak saat itulah shareware dikenal sebagai metode marketing software yang sehat dan menguntungkan.

Kegagalan shareware di industri game terjadi karena adanya ekspansi pasar yang mengakibatkan shareware menjadi tidak terlalu efisien karena mengandung resiko dari para user yang tidak mau membeli versi lengkapnya. Dengan memberikan model game yang dilengkapi sepertiga fasilitas sesungguhnya, hanya membuat fasilitas tambahannya menjadi tidak menarik, kecuali mungkin bagi fans berat game itu, sehingga model game tersebut sia-sia. Kemudian muncullah versi demonstrasi yang menggantikan shareware dan sekaligus digunakan sebagai iklan. Versi demo ini dibuat hanya mengandung sebagian kecil dari keseluruhan game yang bertujuan menarik minat masyarakat untuk membeli game yang sebenarnya. Lalu pada awal tahun 1990, strategi shareware yang gagal diperbaiki. Kali shareware yang disebarluaskan mengandung versi lengkap dari episode pertama sebuah game, dengan harapan user akan tertarik untuk membeli episode selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar